Kiat Kota Terbaik

Kiat Kota Terbaik

Oleh: NIRWONO JOGA - Pusat Studi Perkotaan

Sumber: Investor.id


Time Out Index baru saja merilis kota-kota terbaik di dunia berdasarkan pengalaman dan pendapat 27 ribu orang di ratusan kota dunia. Kota-kota terbaik dunia itu diyakini memiliki kehidupan malam, restoran, budaya dan pangan, proyek komunitas, ruang terbuka hijau (RTH), inisiatif lingkungan, komitmen terhadap aktivisme dan keramahan warga, serta prinsip berkelanjutan yang ingin dilihat kebanyakan warga dunia.

Hasilnya, kesepuluh kota terbaik dunia itu yakni Kota San Fransisco, Amerika Serikat (kota dengan semangat warga unik dan kreatif, serta program San Fransisco Deal untuk kelompok bisnis kecil); Amsterdam, Belanda (kota hijau dan berkelanjutan); Manchester, Inggris (kota paling ramah dan terbaik untuk komunitas); Kopenhagen, Denmark (kota termudah untuk bersantai, kota surga bersepeda); New York, Amerika Serikat (kota pusat budaya paling menarik).

Selanjutnya Kota Montreal, Kanada (kota keberagaman dengan mudah mengekspresikan diri); Praha, Ceko (kota ramah pejalan kaki untuk menikmati kota); Tel Aviv, Israel (kota dengan pemandangan sisi kota terbaik); Porto, Portugal (kota ramah tetangga dengan mengenal lebih dekat); Tokyo, Jepang (kota terbaik untuk menemukan halhal baru tempat dan atraksi baru dengan sistem transportasi umum terbaik).

Hal ini tak berbeda jauh dengan yang tercantum dalam laman theculturetrip (24 Agustus) yang menempatkan kota-kota dengan tata kota terbaik di dunia. Kota Singapura sebagai yang terbaik memiliki visi jangka panjang sangat penting untuk menciptakan kota layak huni, dengan arsitektur inovatif, ruang terbuka hijau yang melimpah di tengah kepadatan tinggi, cara unik mengelola limbah dan pendingin udara, merangkul teknologi terbaru, serta memprioritaskan penyediaan perumahan terjangkau.

Kota Zurich memiliki sistem transportasi umum salah satu yang terbaik. Bus, kereta api, trem, dan feri bekerja dengan kompak terpadu dan relatif murah, sehingga kendaraan pribadi di jalan dan kebutuhan area parkir lebih sedikit, angka kecelakaan lalu-lintas rendah, serta tingkat polusi rendah.

Pemimpin dalam aksi perubahan iklim dengan mengurangi penggunaan kendaraan pribadi, mendanai penelitian untuk energi terbarukan, dan mengurangi jejak karbon per kapita. Kota Kopenhagen menargetkan menjadi ibu kota netral karbon pertama di dunia pada 2025 melalui penerapan energi terbarukan (bayu, sur ya, hidro, biomasa).

Selain itu, mempromosikan bersepeda dan berjalan kaki, jaringan drainase dengan skema daur ulang air hujan, penggunaan atap hijau, penyediaan air bersih terbaik, serta sistem pengelolaan limbah yang efisien.

Kota Seoul (Seoul Plan 2030) merupakan kota berpusat pada masyarakat tanpa diskrimi nasi, kota global yang dinamis dengan pasar kerja yang kuat, kota budaya dan sejarah yang semarak, kota layak hidup dan aman, serta kota berorientasi komunitas, perumahan stabil, dan transportasi mudah. Kota Amsterdam merupakan kota kanal yang berfungsi sebagai alat pertahanan, pengelolaan air, dan sistem transportasi air. Kota menyediakan perumahan terjangkau dan meningkatkan kesehatan masyarakat, serta surge bagi pesepeda.

Tata kota yang baik diukur dari kecukupan udara bersih, pasokan air senantiasa cukup dan bersih serta siap minum, makanan bergizi, hunian layak, keamanan lingkungan terjamin dan terkendali, ancaman bencana terantisipasi, serta kegiatan sehat dalam berekreasi dan berkarya.

Untuk itu, The Economist Intelligence Unit (EIU) juga telah merilis The Global Liveability Index 2021 pada 9 September. Hasilnya dari 140 kota yang disurvei terpilih 10 The Most Livable City 2021, yakni Auckland, Osaka, Adelaide, Wellington, Tokyo, Perth, Zurich, Jenewa, Mel bourne, dan Brisbane.

Untuk menjadi kota layak huni, pemerintah kota harus fokus pada lima indikator utama yakni menciptakan stabilitas keamanan, meningkatkan layanan kesehatan, menyediakan fasilitas pendidikan, membangun budaya dan lingkungan, serta membangun in frastruktur yang berkelanjutan. Kota juga harus dirancang memberikan rasa aman kepada warganya.

Untuk itu The Economist Intelligence (EIU) pada 23 Agustus juga mengeluarkan Safe Cities Index 2021 terhadap 60 kota besar dunia. Kesepuluh kota paling aman di dunia itu ya itu Kopenhagen, Toronto, Singapura, Sydney, Tokyo, Amsterdam, Wellington, Hong Kong, Melbourne, dan Stockholm. Sementara Jakarta berada pada urutan ke-46. Ada lima indicator penilaian yakni keamanan digital, keamanan kesehatan, keamanan infrastruktur, keamanan individu, dan keamanan lingkungan.

Selain itu ada faktor structural dan lingkungan termasuk keselamatan, tingkat pengangguran, polusi udara, kepadatan penduduk, jaminan sosial, kesehatan mental, dan akses ke pe rawatan kesehatan. Pemerintah kota harus didorong untuk menata kelola kota yang efektif, menerapkan kebijakan lingkungan yang kuat, dan sistem kesejahteraan sosial yang memiliki sumber daya baik.

Semua itu membutuhkan penataan kota berkelanjutan yang mencerdaskan kehidupan war ganya melalui tata kota yang berkeadilan dan berkelanjutan, menyehatkan dan menyejah terakan, serta melestarikan alam.

.

#landscapearchitecture
#landscapearchitects
#indonesiansocietyoflandscapearchitect